KONFLIK INDONESIA MALAYSIA DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF
Dan sekarang setelah berbagai konfik Indonesi - Malaysia terkait perbatasan, Sipadan dan ligitan dan klaim budaya kini konfik baru muncul kembali, Perang komentar dan berbagai aksi dari yang paling halus sampai tindakan yang kurang etispun digelar atasnama nasionalisme. Tulisan ini saya buat di blog peluang usaha sebagai pendapat pribadi terkait dengan banyaknya pertanyaan yang belum terjawab di benak saya.
Pertanyaan terbesar saya adalah bagaimana Agama Saya Islam memandang konflik Indonesia Malaysia yang notabene mayoritas Muslim, Bagiamana jika perang terbuka benar2 terjadi antara Indonesia dan Malaysia bukankah dalam ajaran Islam yang saya pahami membunuh sasama muslim tidak diperbolehkan, sebuah hadist menyebutkan
“Muslim itu saudara seorang muslim, dia tidak menzhaliminya dan tidak menyerahkannya kepada musuh. Siapa saja yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya; dan siapa saja yang membebaskan seorang muslim dari kesulitan, Allah SWT akan membebaskannya dari suatu kesulitan di hari kiamat; dan siapa saja yang menutupi aib sesama muslim niscaya Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat” (lihat Fathul Kabir III/275).
Sayangnya sampai saat ini PKS partai Nasionalis Religius yang menyatakan bahwa tidak ada dikotomi antar Nasionalime dan Islam belum pernah menyatakan pendapat tentang konfik Indonesia Malaysia, atau setidaknya memperjelas dimana letak nasionalisme dan islam dalam kasus ini, Din Samsudin hanya menyatakan Malaysia bertindak seperti Orang kaya Baru(sombong), kalaupun Islam tidak memperbolehkan orang menjadi sombong tapi perang untuk menyelesaikan konflik yang bukan persoalan akidah tidak dibenarkan. Fakta bahwa tidak semua warga malaysia sependapat dengan pemerintah mereka seperti yang dikemukakan Anwar Ibrahim baru baru ini juga tidak bisa di nafikan.
Jika kemudian Konflik Indonesia Malaysia berkembang menjadi perang terbuka apa dampaknya? perang tidak pernah memberikan dampak positif hanya kehancuran, sebagai muslim saya sepakat jika hanya persoalan akhidah yang bisa manjadi alasan untuk berperang, Sebagai warga negara Indonesia saya sepakat jika perang hanya bisa jadi solusi jika terdapat ancaman terhadap 200 juta lebih penduduk Indonesia, apakah persoalan perbatasan ini cukup menjadi ancaman bagi seluruh bangsa saat ini? pertanyaan inilah yang perlu saya perlukan jawabanya, yang jelas jika perang terjadi dampak negatifnya 2 juta TKI akan menambah jumlah 11 juta pengangguran yang telah ada, bagi malaysiapun kehilangan 2 juta pekerja berarti bencana ekonomi, karena walaupun sudah ada rencana mengambil tenaga ketja dari Timor leste jumlah sebesar itu tidak akan tergantikan, investasi yang telah ditanamkanpun bukan persoalan kecil jika tiba2 dicabut, apalagi jika membicarakan ekpor bahan mentah indonesi yang banyak dibutuhkan Malaysia, saya berharap ada pengunjung blog ini yang bisa memberikan pendapat tentang persoalan Agama dan Ekonomi terkait konflik Indonesia Malaysia.
Menurut saya, intinya adalah.masalah di indonesia sendiri. yang terlalu blak2kan dalam penyampain informasi dan berita, baik itu berita berdampak negatif/positif langsung saja di tayangkan. tanpa ada filter, yang menyebabkan masalah bertambah ruwed. "tidak dalam hal apapun"
BalasHapusHarga diri bangsa tidak bisa diukur dengan 2 juta TKI/babu, jika tidak tegas, maka berulangkali dilecehkan oleh OKB, coba melek dikit lihat cina bagaimana tegasnya dia menanggapi jepang yang hanya menangkap nelayannya, coba baca pembukaan UUD 45, tugas negara adalah melindungi segenap tumpah darah indonesia, itu merupakan suatu norma yang berlaku negara RI....bung.....
BalasHapusmenurut gw konflik Indonesia dan malayshit jangan dikaitkan dengan Agama
BalasHapusPlease jangan kaitkan soal AGAMA
konflik itu terjadi karena KESERAKAHAN, KESEWENANGAN, KEBODOHAN dan KEKEJAMAN Pemerintah Malayshit itu. tidak ada kaitan dengan AGAMA